Friday, May 23, 2025

Find Me

Selasa, 01 November 2016

Calistung Raisha




Mengikuti perkembangan buah hati merupakan aktivitas yang sangat berharga dan bahkan tidak ternilai. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap pagi, siang, malam, setiap hari, minggu, bulan dan tahun adalah saat-saat yang tidak semua orang bisa mengikuti perkembangan buah hatinya. Tidak terkecuali aku. Akupun serngkali dibuat takjub dan kagum dengan setiap kosa kata yang dilontarkan Raisha Raqilla Assaid, prutri cantikku. Dia memahami kosa kata, yang menurut ukuran kita (Abi dan Uminya) belum tahu, tetapi ia udah tahu. Misal saat lihat banjir, gunung, hutan. Maka dengan sangat tepat ia akan menunjuk ke televisi, kalau itu banjir, jalan-jalan ke gunung atau kata-kata sulit lainnya.
 
Bahkan sekarang udah mulai mampu bercerita panjang lebar, walaupun untuk menghasilkan cerita yang utuh, nampak ia berpikir keras dan tersengal dengan pandangan yang kebingungan (berpikir keras). Tapi yang paling membuat sedih, saat aku pamit untuk pulang ke Jogja. Maklum sejak sekolah di TK nol kecil, ia berada di Ponorogo bersama umiiknya. Sedangkan aku, tetap di Jogja, dan setiap Sabtu pagi, atau Jum’at Sore aku berkunjung ke Ponorogo, baru hari Senin pagi aku balik ke Jogja. Nah seminggu lalu, pertengahan Oktober 2016, ia mengatakan sesuatu yang membuatku sedih. Abi balik ke Jogja dulu ya, sayang. Sembari menyodorkan tanganku untuk bersalaman dengannya sekaligus mencium pipi dan keningnya. Jawabnya dengan sangat jelas “oo iyya bi, abii besok cepat balik lagi ke Ponorogo ya, ya bii, bii, yaa biii...yaa biii..begitu kebiasaannya mengulang-ngulang jika belum mendapat jawaban iya. “iya sayang, insyaallah, abi segera ke sini lagi”. Dia menjawabnya, "awas loh ya kalo kelamaan gak kesini-kesini, nanti mbak Raisha susul ke Jogja looh". "Nanti Mabk Raisha nyetir mobil sendiri ke Jogja, khan udah besar" begitu celotehnya. Kagetnya aku, nih anak cerdas banget.
Belakangan perkembangan pendidikannya sudah mulai kelihatan. Pasca dibelikan white board, spidol dan penghapusnya. Ia senang sekali mencorat coret di papan itu, mulai berulang-ulang membuat gars tegak lurus, bundar, hingga belajar menulis huruf, “a, b, c”. serta angka "1,2,3". Dan alhamdulillah sekarang suda bisa menulis di kertas. Bahkan pengalaman menulis di white board ini, membuat Raisha selalu ingin tampil di kelas, ia senang sekali jika di suruh maju di depan kelas melakukan apa yang diperintahkan gurunya.
Walaupun masih banyak kesalahan, dan jawaban yang diberikan terkadang tidak jelas arahnya. Tetapi ia mulai aktif dan senang jika disuruh maju. Waah perkembangan yang baik, padahal sebelumnya ia gak pernah mau perhatikan apalagi kalau disuruh maju (biasanya cuek aja) asyik dengan makanan bekalnya.
 
Di sisi lain, ia juga mulai getol menghafal lagu dan surat-surat pendek yang ada dalam buku hafalan yang diberikan sekolah Al-Hasan. Setiap bagun pagi, jam 04.00, maka bibir mungilnya mulai bersenandung segala hal yang diajarkan gurunya di sekolah. Hingga waktu ke sekolah tiba. Begitu sepanjang hari, banyak digunakan untuk bernyanyi dan menghafal doa-doa dan ayat-ayat pendek.
Ketika mau tidur, ia slalu mendekap bukunya, entah buku gambar atau buku hafalannya, terus sekarang semangat banget ngerjain tugas atau PR yang diberukan gurunya, dia gak akan tidur sebelum tugasnya diselesaikan. “Miiik, aku mau garap tugasku dulu ya….” Begitu celotehnya. Padahal biasanya ia kecapek an sepulang sekolah. Biasanya minta mandi terus bobok, sampai subuh menjelang.
 
Hal yang mungkin patut jadi nilai plus adalah bahwa Raisha termasuk anak yang gak mau dinomorduakan, tidak suka disepelekan, dan tidak suka kalah. Makanya, kemauannya besar agar ia tidak kalah dengan yang lain. Hanya saja, hal ini takut jadi "boomerang", jika ternyata ia sudah berusaha keras ternyata masih kalah. Bisa berdampak kurang baik bagi dirinya. Harus diajarkan kesabaran dan proses, bukan instan. segala sesuatu hanya dapat diupayakan selebihnya ada faktor x yang tidak terelakkan. di samping kapasitas kita yang terbatas.

yang juga membanggakan adalah perkembangan calistungnya udah beranjak bagus, ia sudah bisa bisa menulis bentuk huruf “a, b, c” dan angka "1, 2, 3". padahal sebelumnya belajar membuat garis lurus atau garis tegak lurus susahnya minta ampun. segala sesuatu yang digambarnya pasti melengkung, melingkar atau bulatan. lurus dan persebi baru dua minggu belangkan ini di usianya 4,5 tahun. ketika disuruh menggambar binatang, benda atau apapun, pasti lingkaran-lingkaran yang sulit mendekati bentuk gambar yang diinginkan. naah belakangan ini mulai terbentuk dan dapat dikenali dengan jelas apa yang ditulisnya. sangat menggembirakan. bahkan belakangan sudah bisa menulis huruf hijaiyyah (waaaf sungguh menggembirakan)...senyatanya kemampuan itu berkorelasi dengan kebiasaan. tinggal dibiasakan secra tekun dan kontinyu, maka kita akan menguasainya.

Di sisi lain, ia sudah kita kenalkan pengurangan dan pembagian (karena ia udah hapal hitungan 1-10), dan sekarang sudah bisa memahami pengurangan (dua dikurangi satu masa dengan satu). yaah, bertahap dengan kesabaran dan sambil bermain menyenangkan, pasti cepat belajar banyak hal. Semoga perkembangannya akan semakin baik. Doaku untukmu selalu buah hatiku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By